BIOLOGI SAINS UNIVERSAL ACEH
Monday, December 3, 2012
Saturday, October 20, 2012
PENDIDIKAN
Jumpa Lagi Setelah Lama Parkir
Pikira mengendarai bus itu mudah, dia perlu biaya operasional yang tinggi, jalan yang luas, penumpang yang cukup. Untuk kelancarannya juga membutuhkan jalan yang mulus, kini jalan masih rusak dan berlubang. Mungkin cukup kita berjalan menggunakan jeep, semoga kita selamat dan sampai tujuan.
Semua butuh pengalaman, kini kami kembali dalam situasi dunia persurat kabaran yang sudah tidak karuan. Semua mengganjal media, semua meluluhlantakkan, ingin membenamkannya. Pelaku semakin liar, penasehat semakin berkuasa. Kuasa melahap anggaran, kuasa memainkan peran aturan. Yang lazim menjadi tidak lazim, macam cara diolahnya untuk mencapai tujuan.
Salam sejahtera bagi kita semua, salam bangga bagi penulis yang terlahir karena lulus seleksi dan idealis. Jangan ragu jika digusur, tetap saja berbuat selagi bisa. Kenapa sedih jika tidak dihargai, penghargaan hanya ulah pencari upeti.
Zaman telah berganti, situasi semakin sunyi. Seni membawa pikiran kearah religi, kesempatan telah dimiliki Zaini memimpin negeri ini.
Muzakir Manaf sunyi senyap, kebijakannya sedang diresap. Banyak orang berpikir dia sangar, mata bengis bagai halilintar. Ternyata dia pintar, memainkan peran tidak sesumbar, celoteh inipun sambil belajar. Red.
Semua butuh pengalaman, kini kami kembali dalam situasi dunia persurat kabaran yang sudah tidak karuan. Semua mengganjal media, semua meluluhlantakkan, ingin membenamkannya. Pelaku semakin liar, penasehat semakin berkuasa. Kuasa melahap anggaran, kuasa memainkan peran aturan. Yang lazim menjadi tidak lazim, macam cara diolahnya untuk mencapai tujuan.
Salam sejahtera bagi kita semua, salam bangga bagi penulis yang terlahir karena lulus seleksi dan idealis. Jangan ragu jika digusur, tetap saja berbuat selagi bisa. Kenapa sedih jika tidak dihargai, penghargaan hanya ulah pencari upeti.
Zaman telah berganti, situasi semakin sunyi. Seni membawa pikiran kearah religi, kesempatan telah dimiliki Zaini memimpin negeri ini.
Muzakir Manaf sunyi senyap, kebijakannya sedang diresap. Banyak orang berpikir dia sangar, mata bengis bagai halilintar. Ternyata dia pintar, memainkan peran tidak sesumbar, celoteh inipun sambil belajar. Red.
PENDIDIKAN
Laut dan Rimba Masih Ada
Reporter tabloid
C’rah sudah lebih
sering berkunjung ke
Gampong-gampong, katakanlah mencari
inspirasi yang lebih
murni. Karena di
kota banyak PNS
yang kecewa turun
ke masyarakat, ke
lembaga pers, ke LSM dan
sudut lain yang
seharusnya memang tempat
rakyat yang sesungguhnya.
Mereka bicara
lebih berani, lebih
kencang karena kenyataannya, “Maling Teriak
Maling”. Ada banyak birokrasi,
bercerita buruk terhadap
atasannya. Lain waktu
teman sekerjanya menimpali,
dialah mafia, dan
seterusnya.
Sementara jika
kita dapat nasihat
oleh sesepuh yang
ada di Gampong opininya
lebih murni, sehingga
dapat sebuah urun
rembuk terhadap negeri
ini ada petuah
bahwa, “Sejak dulu
nenek telah berpesan
rezeki ada di
laut dan hutan”.
Jika tinggal dekat
dengan laut, maka
mudah mendapat ikan
untuk bahan lauk
dan menjual sebagiannya
untuk beras dan
pangan.
Begitu juga
jika tinggal di
tengah hutan tentu
jadi kebun tanam
padi jadikan beras
untuk makan, sebagian
dijualnya untuk memperoleh
ikan, sandang dan kebutuhan
lainnya.
Gedung dan
jalan raya hanya untuk
mereka, sedang jika
kita dekat dengan
tempat tersebut pintar-pintarlah agar
kebagian. Kata seorang
Nenek yang penuh
latar belakang pengetahuan.
Jangan terlalu
pusing ya nak pada
nasihat nenek ini,
karena ternyata dia hanya berpesan
untuk jadi rakyat
juga harus pintar. Jika
pusing turun saja
ke pesisir agar
mudah mata pencaharian
mencari ikan atau
naik aja ke
gunung berkebun dan
tanam padi agar tidak kelaparan, kenapa
harus “susah”. Ulangnya lagi.
Terus di
gedung-gedung tinggi dan
megah itu siapa
nek?, jawabnya “Itu
mereka yang mungkin
bisa lupa dengan
jasa rakyatnya”. Tapi
jangan mudah memberi
label pada pemimpin
yang dahulu dekat
lari ke laut
selamat lari ke hutan,
pasti mereka lebih
bisa meresapi bagaimana
pedihnya jadi rakyat. Atau nenek
akan marah, tentu
bukan itu yang kita mau dan
jika terjadi semua
“Binasa”. Katanya terdengar
meninggi.
Perubahan ya
perubahan, tapi tolong
kami untuk bisa sekolahkan
anak hingga perguruan
tinggi, hidup layak
di negeri yang
sejati. Jangan lambat
jangan merugi, terlalu
lambat itu dibenci.
Birokrasi memang sudah
merugi, jangan jadi mafia
dan pencuri. Kalau
terlalu lama, mereka
akan unjuk gigi tunjuk
pengaman berlebih halangi
Wartawan intimidasi agar tidak
ada bukti. Yang paling
selamat Pejabat Volentir bisa lari
sana-sini, caci maki.*)
CURRICULUM VITAE
Nama : Syeh Marhaban
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Tempat/tgl
lahir : Ulee Rubek
Timur, 10 Maret 1988
Alamat
Rumah : Lingke
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD N 12 Baktiya : 2001
SLTP N 1 Seunuddon : 2004
MA
Darul Ulum Al-Muhajirin Langkat
: 2007
Perguruan
Tinggi IAIN AR-RANIRY : 2008
Banda Aceh, 5 Juli 2012
Hormat Saya
SYEH MARHABAN
Subscribe to:
Posts (Atom)